BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Masalah
Jelord E.
Kemp berasal dari California Satate University di Sanjose. Kemp
mengembangkan model desain instruksional yang paling awal bagi pendidikan.
Model Kemp memberikan bimbingan kepada para siswanya untuk berpikir tentang
masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran. Model ini juga mengarahkan
pengembang desain instruksional untuk melihat karekteristik para siswa serta
memnentukan tujuan-tujuan belajar yang tepat. Langkah berikutnya adalah
spesifikasi pelajaran dan mengembangkan pretest dari tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan. Selanjutnya adalah menetapkan strategi dan langkah-langkah dalam
kegiatan belajar mengajar serta sumber-sumber belajar yang akan digunakan.
Selanjutnya, materi/isi (content) kemudian di evaluasi atas dasar
tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. Langkah berikutnya adalah melakukan
identifikasi dan revisi didasarkan atas hasil-hasil evaluasi. Pentingnya
pembahasan ini yaitu agar kita bisa memahami bagaimana model pembelajaran
menorur J.E kemp sehingga dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas.
Secara
global, makalah ini membahas mengenai pengertian model pembelajaran menurut J.E
Kemp serta langkah-langkahnya dalam proses pendidikan
- Rumusan Masalah
1. Apa
dari Model Kemp?
2. Apa
Langkah-Langkah Model Kemp?
3. Bagaimanakah Desain Pembelajaran dari Model Kemp?
4. Bagaimanakah Komponen Pokok Pembelajaran Model Kemp?
5. Bagaimanakah Unsur-Unsur Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Menurut Kemp?
6. Bagaimanakah
Kelebihan dan
Kekurangan Model Kemp?
- Tujuan Penulisan
1. Untuk
Mengetahui dari Model Kemp
2. Untuk
mengetahui Langkah Langkah Model kemp
3. Untuk
mengetahui Desain Pembelajaran dari
Model Kemp
4. Untuk
mengetahui komponen pokok pembelajaran Model Kemp
5. Untuk mengetahui Unsur-Unsur Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Menurut Kemp
6. Kelebihan dan Kekurangan Model Kemp
BAB
II
PEMBAHASAN
- Model Kemp
Menurut
Kemp pengembangan perangakat merupakan suatu lingkaran yang berkelanjutan.
Namun karena kurikulum yang beralaku secara nasional di Indonesia dan
berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari
tujuanKemp mengembangkan model desain instruksional yang paling awal bagi
pendidikan. Model Kemp memberikan bimbingan kepada para siswanya untuk berpikir
tentang masalah–masalah umum dan tujuan–tujuan pembelajaran. Model ini juga
mengarahkan para pengembang desain instruksional untuk melihat karakteristik
para siswa serta menentukan tujuan- tujuan belajar yang tepat.
Dalam
desain yang dikembangkan oleh kemp, tujuan pembelajaran bukanlah hal pertama
yang harus ditentukan ketika menyusun perencanaan pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran dikembangkan mulai dari identifikasi masalah pembelajaran,
kemudian dilakukan analisis karakteristik siswa, analisis tugas, dilakukan
penyusunan tujuan pembelajaran, pengurutan isi materi, pemilihan strategi
pembelajaran yang tepat, membuat desain pesan, mengembangkan pembelajaran, dan
terakhir adalah mengevaluasi instrumen. Keseluruhan proses tersebut harus
dilakukan evaluasi. Proses evaluasi kemudian dijadikan dasar sebagai proses
revisi atau perbaikan. Berbagai proses tersebut juga membutuhkan layanan
pendukung dan implementasi dari manajemen proyek.
Perencanaan desain pembelajaran
model Kemp dapat digunakan pada tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan, maupun
perguruan tinggi. Desain Pembelajaran Model Kemp ini dirancang untuk menjawab
tiga pertanyaan, yakni :
1.
Apa yang harus di pelajari siswa (tujuan pembelajaran)
2.
apa
atau bagaimana prosedur,dan sumber- sumber belajar apa yang tepat untuk
mencapai hasil belajar yang diinginkan (kegiatan, media, dan sumber belajar
yang digunakan).
3.
Bagaimana
kita tahu bahwa hasil belajar yang diharapkan telah tercapai (evaluasi)
- Langkah-Langkah
Model Kemp
Langkah – langkah pengembangan
desain pembelajaran model Kemp, terdiri dari delapan langkah, yakni :
1.
Menentukan
tujuan instruksional umum (TIU) atau kompetensi dasar, yaitu tujuan umum yang
ingin di capai dalam mengajarkan masing- masing pokok bahasan.
2.
Membuat
analisis tentang karakteristik siswa. Analisis ini diperlukan antara lain untuk
mengetahui apakah latar belakang pendidikan dan sosial budaya siswa
memungkinkan untuk mengikuti program , serta langkah- langkah apa yang perlu
diambil.
3.
Menentukan
tujuan instruksional secara spesifik, operasional, dan terukur (dalam KTSP
adalah indikator). Dengan demikian, siswa akan tahu apa yang harus dikerjakan,
bagaimana mengerjakannya, dan apa ukurannya bahwa ia telah berhasil. Bagi guru,
rumusan itu akan berguan dalam menyusun tes kemampuan /keberhasilan dan
pemilihan materi/bahan belajar yang sesuai.
4.
Menentukan
materi/ bahan ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indikator)
yang telah dirumuskan. Masalah yang sering kali dihadapi guru- guru adalah
begitu banyakknya materi pelajaran yang harus diajarkan dengan waktu yang
terbatas. Demikian juga, timbul kesulitan dalam mengorganisasikan materi/ bahan
ajar yang akan disajikan kepada para siswa. Dalam hal ini diperlukan ketepatan
guru dalam memilih dan memilah sumber belajar, materi, media,dan prosedur
pembelajaran yang akan digunakan.
5.
Menetapkan
penjajagan atau tes awal (preassesment). Ini diperlukan untuk mengetahui sejauh
mana pengetahuan awal siswa dalam memenuhi prasyarat belajar yang dituntut
untuk mengikuti program pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian,
guru dapat memilih materi yang diperlukan tanpa harus menyajikan yang tidak
perlu, sehingga siswa tidak menjadi bosan.
6.
Menentukan
strategi belajar mengajar, media dan sumber belajar. Kriteria umum untuk
pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus
(indikator) tersebut, adalah efisiensi, keefektifan, ekonomis, kepraktisan,
melalui suatu analisis alternatif.
7.
Mengoordinasikan
sarana penunjang yang diperlukan meliputi biaya, fasilitas, peralatan, waktu,
dan tenaga.
8.
Mengadakan
evaluasi. Evaluasi ini sangat perlu untuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan
program secara keseluruhan, yaitu siswa, program pembelajaran, alat evaluasi
(tes), dan metode/strategi yang digunakan.
Semua komponen diatas saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, bila adanya perubahan atau data yang
bertentangan pada salah satu komponen mengakibatkan pengaruh pada komponen
lainnya. Dalam lingkaran model Kemp menunjukkan kemungkinan revisi tiap
komponen bila diperlukan. Revisi dilakukan dengan data pada komponen sebelumnya
maupun sesudahnya. Berbeda dengan pendekatan sistem dalam pembelajaran,
perencanaan desain pembelajaran ini bisa dimulai dari komponen mana saja, jadi
perencanaan desain boleh dimulai dengan merencanakan pokok bahasan terlebih
dahulu, atau mungkin dengan evaluasi. Komponen mama yang di dahulukan serta di
prioritaskan yang dipilih bergantung kepada data apa yang sudah siap, tersedia,
situasi,dan kondisi sekolah,atau bergantung pada pembuat perencanaan itu
sendiri.
- Desain
Pembelajaran Model Kemp
Menurut Morisson, Ross, dan Kemp (2004),
model desain sistem pembelajaran ini akan membantu pendidik sebagai perancang
program atau kegiatan pembelajaran dalam memahami kerangka teori dengan lebih
baik dan menerapakan teori tersebut untuk menciptakan aktivitas pembelajaran
yang lebih efektif dan efisien.
Menurut Kemp pengembangan perangakat
merupakan suatu lingkaran yang berkelanjutan. Namun karena kurikulum yang
beralaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka
seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.
Dalam desain yang dikembangkan oleh
kemp, tujuan pembelajaran bukanlah hal pertama yang harus ditentukan ketika
menyusun perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dikembangkan mulai
dari identifikasi masalah pembelajaran, kemudian dilakukan analisis
karakteristik siswa, analisis tugas, dilakukan penyusunan tujuan pembelajaran,
pengurutan isi materi, pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, membuat
desain pesan, mengembangkan pembelajaran, dan terakhir adalah mengevaluasi
instrumen. Keseluruhan proses tersebut harus dilakukan evaluasi. Proses
evaluasi kemudian dijadikan dasar sebagai proses revisi atau perbaikan.
Berbagai proses tersebut juga membutuhkan layanan pendukung dan implementasi
dari manajemen proyek.
- Komponen
Pokok Pembelajaran Kemp
1. Peserta Didik
Peserta
didik diantaranya siswa, mahasiswa
,peserta pelatihan dan seterusnya. Namun uraian ini tidak akan
membahas mengapa istilah peserta didik berbeda. Uraian in imenjelaskan
alasan-alasan raisonal mengenai hal-hal yang patut dipertimbangkan tentang
pihak yang belajar.
Apa pun desain pembelajaran dan mata
ajaran yang disampaikan , perlu kiranya diketahui bahwa yang sebenarnya
dilakukan oleh para desainer adalah menciptakan situasi belajar yang kondusif
sehingga tujuan pembelajaran dapat dapat tercapai dan peserta didik merasa
nyaman dan termotivasi dalam proses belajarnya.
2. Tujuan Pembelajaran
Setiap rumusan tujuan pembelajaran
selalu dikembangkan berdasarkan kopetensi atau kinerja yang harus
dimiliki oleh peserta didik jika ia selesai belajar. Sandainya tujuan
pembelajaran atau kopetensi dinilai sebagai sesuatu yang rumit, maka tujuan
pembelajaran tersebut dirinci menjadi subkompetensi yang dapat mudah dicapai.
Dilain pihak, disain instruksional memadukan kebutuhan peserta didik dengan
kopetensi yang harus dia kuasai nanti setelah selesai belajar degan kondisi
yang sudah ditetapkan.
3. Metode
Metode terkait degan strategi
pembelajaran yang sebaiknya dirancang agar proses belajar berjalan mulus.
Metode adalah cara-cara atau teknik yang dianggap jitu untuk menyampaikan
materi ajar. Dalam disain pembelajaran langakh ini sangat penting karena metode
inilah yang menetukan situasi belajar yang sesungguhnya. Di lain
pihak, seseorang disaener pembelajaran juga terlihat dalm cara dia
menetukan metode ini. Metode sebagai strategi pembelajaran biasa dikaitkan
dengan media, dan waktu dan waktu yang tersedia untuk belajar. Pada konsep
sederhana ini,metode adalah komponen strategi pembelajaran yang sederhana.
4. Penilaian
Konsep ini menganggap menilai hasil
belajar peserta didik sanagt penting. Indikator keberhasilan pencapaian suatu
tujuan belajar dapat diamati dari penilaian hasil belajar ini. Sering kali
penilaiain diukur dnegan kemampuan menjawab dengan benar sejumlah soal-soal
obyektif. Penilaian dapat juga dilakukan denagan format nonsoal, yaitu dengan
instrumen pengamatan, wawancara, kuesioner, dan sebagainya
- Unsur-Unsur Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Menurut Model Kemp
1. Identifikasi masalah pembelajaran
Tujuannya
adalah mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum ynag
berlaku dengan fajta yang terjadi dilapangan, baik yang menyangkut model,
pendekatan, metode,teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai
pembelajaran. Pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya disusun
alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan seperti
yang telah diharapkan dalam kurikulum.
2. Analisis siswa
Analisis
siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa.
analisis tingkah laku awal digunkan untuk menegtahui keterampilan yang
dimilki,sedangkan karakteristi yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemapuan
siswa, motivasi belajar siswa, pengalman yang dimiliki dan lain sebagainya.
3. Analisis tugas
Menurut
Kemp analisi tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu
pengajaran. Jadi analisis tugas atau tujuan tidak lain dari analisis isi
pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi dan analisis
prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman tau penguasaan tentang
tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yangdituangkan dan bentuk rencana
pelaksanaan pembelajran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS).
4. Merumuskan indikator
Indikator
adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan pada tahap
1. Indikator dirumuskan sebagai alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran,
kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa dan
panduan cara siswa belajar.
5.
Penyusunan
instrumen evaluasi
Penyusunan
ini digunakan untuk mengukur ketuntasan indikator dan kentuntasan
pengeusaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran didasarkan
pada jumlah soal yang dijawab secara benar.
6. Setrategi pembelajaran
Kegiatan
ini meliputi model , pendekatan, metode, pemilihan format yang dipandang mampu
memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
7. Pemilihan media atau sumber pembelajaran
Pada
tahapan ini berdasarakan hasil analisis tujuan,analisis karakteristik siswa,
dan analisis tugas.
8. Pelayanan pendukung
Selama
proses pengembangan diperlukan layanan pendukung yang berupa kebijakan kepala
sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait secara layanan
laboraturium dan perpustakaan.
9. Planning (Perencanaan) dan Project Management
(Manajemen Proyek)
Aspek
teknis perencanaan sangat mempengaruhi keberhasilan rancangan pengembangan.
Merencanakan pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit sehingga menuntut
pengembang perangkat untuk selalu memperhatikan tiap-tiap unsur dan secara
terus menerus menilai kembali hubungan setiap bagian rencana itu dengan tata
keseluruhannya, karena setiap unsur dapat mempengaruhi perkembangan unsur yang
lain.
10. Evaluasi Formatif
Penilaian
formatif dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna
untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai
kekurangan dapat dihindari sebelum program terpakai secara luas.
11. Evaluasi Sumatif
Evaluasi
sumatif secara langsung mengukur tingat pencapaian tujuan-tujuan utama pada
akhir pembelajaran. Sumber informasi utama kemungkinan besar didapatkan, baik
dari hasil posttest maupun uji akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi
hasil ujian akhir unit dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.
12. Revisi Perangkat Pembelajaran
Kegiatan
revisi dilakukan secara terus-menerus pada setiap langkah pengembangan. Hal ini
berdasarkan uraian Kemp, bahwa setiap langkah rancangan pembelajaran selalu
berhubungan dengan kegiatan revisi. Kegiatan revisi dimaksudkan untuk
mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.
- Kelebihan dan Kekurangan Model Kemp
1. Kelebihan Model Kemp
Model pembelajaran kemp ini, di setiap melakukan
langkah atau prosedur terdapat revisi terlebih dahulu gunanya untuk menuju ke
tahap berikutnya. Tujuannya adalah apabila terdapat kekurangan atau
kesalahan di tahap tersebut, dapat di lakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum
melangkah ke tahap berikutnya.
2. Kekurangan
Model Kemp
Model pembelajaran Jerold E. Kemp ini agak condong ke
pembelajaran klasikal atau pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, peran guru
di sini mempunyai pengaruh besar, karena mereka di tuntut dalam rangka program
pengajaran, instrumen evaluasi, dan strategi pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
- Simpulan
Menurut Kemp pengembangan perangakat
merupakan suatu lingkaran yang berkelanjutan. Namun karena kurikulum yang
beralaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi
Langkah – langkah pengembangan
desain pembelajaran model Kemp,yakni:Menentukan tujuan instruksional umum (TIU)
atau kompetensi dasar, yaitu tujuan umum yang ingin di capai dalam mengajarkan
masing- masing pokok bahasan.
Menurut Morisson, Ross, dan Kemp (2004),
model desain sistem pembelajaran ini akan membantu pendidik sebagai perancang
program atau kegiatan pembelajaran dalam memahami kerangka teori dengan lebih
baik dan menerapakan teori tersebut untuk menciptakan aktivitas pembelajaran
yang lebih efektif dan efisien.
Komponen Pokok
Pembelajaran Kemp yaitu Peserta Didik, Tujuan
Pembelajaran, metode, Penilaian
Unsur-Unsur
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Model Kemp yaitu
Identifikasi masalah pembelajaran,
Analisis siswa, Analisis tugas, Merumuskan indikator, Penyusunan instrumen evaluasi.
- Saran
Makalah yang ditulis ini tentunya
sangat jauh dari kata sempurna. Maka penulis dengan senang hatimenerima
saran yang membangun dari pembaca. Meskipun demikian penulis tetap
menyarankan kepada para pembaca agar membaca makalah ini lebih- lebih bisa
memahami dan menerapkan model pembelajaran J.E Kemp.
DAFTAR PUSTAKA
http://nadisamawa.blogspot.co.id/2013/01/model-pembelajaran-menurut-jerols-e-kemp.html
Rusman,
Model-Model Pembelajaran,(Bandung: Raja Grafindo, 2012)
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Masalah
Jelord E.
Kemp berasal dari California Satate University di Sanjose. Kemp
mengembangkan model desain instruksional yang paling awal bagi pendidikan.
Model Kemp memberikan bimbingan kepada para siswanya untuk berpikir tentang
masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran. Model ini juga mengarahkan
pengembang desain instruksional untuk melihat karekteristik para siswa serta
memnentukan tujuan-tujuan belajar yang tepat. Langkah berikutnya adalah
spesifikasi pelajaran dan mengembangkan pretest dari tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan. Selanjutnya adalah menetapkan strategi dan langkah-langkah dalam
kegiatan belajar mengajar serta sumber-sumber belajar yang akan digunakan.
Selanjutnya, materi/isi (content) kemudian di evaluasi atas dasar
tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. Langkah berikutnya adalah melakukan
identifikasi dan revisi didasarkan atas hasil-hasil evaluasi. Pentingnya
pembahasan ini yaitu agar kita bisa memahami bagaimana model pembelajaran
menorur J.E kemp sehingga dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas.
Secara
global, makalah ini membahas mengenai pengertian model pembelajaran menurut J.E
Kemp serta langkah-langkahnya dalam proses pendidikan
- Rumusan Masalah
1. Apa
dari Model Kemp?
2. Apa
Langkah-Langkah Model Kemp?
3. Bagaimanakah Desain Pembelajaran dari Model Kemp?
4. Bagaimanakah Komponen Pokok Pembelajaran Model Kemp?
5. Bagaimanakah Unsur-Unsur Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Menurut Kemp?
6. Bagaimanakah
Kelebihan dan
Kekurangan Model Kemp?
- Tujuan Penulisan
1. Untuk
Mengetahui dari Model Kemp
2. Untuk
mengetahui Langkah Langkah Model kemp
3. Untuk
mengetahui Desain Pembelajaran dari
Model Kemp
4. Untuk
mengetahui komponen pokok pembelajaran Model Kemp
5. Untuk mengetahui Unsur-Unsur Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Menurut Kemp
6. Kelebihan dan Kekurangan Model Kemp
BAB
II
PEMBAHASAN
- Model Kemp
Menurut
Kemp pengembangan perangakat merupakan suatu lingkaran yang berkelanjutan.
Namun karena kurikulum yang beralaku secara nasional di Indonesia dan
berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari
tujuanKemp mengembangkan model desain instruksional yang paling awal bagi
pendidikan. Model Kemp memberikan bimbingan kepada para siswanya untuk berpikir
tentang masalah–masalah umum dan tujuan–tujuan pembelajaran. Model ini juga
mengarahkan para pengembang desain instruksional untuk melihat karakteristik
para siswa serta menentukan tujuan- tujuan belajar yang tepat.
Dalam
desain yang dikembangkan oleh kemp, tujuan pembelajaran bukanlah hal pertama
yang harus ditentukan ketika menyusun perencanaan pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran dikembangkan mulai dari identifikasi masalah pembelajaran,
kemudian dilakukan analisis karakteristik siswa, analisis tugas, dilakukan
penyusunan tujuan pembelajaran, pengurutan isi materi, pemilihan strategi
pembelajaran yang tepat, membuat desain pesan, mengembangkan pembelajaran, dan
terakhir adalah mengevaluasi instrumen. Keseluruhan proses tersebut harus
dilakukan evaluasi. Proses evaluasi kemudian dijadikan dasar sebagai proses
revisi atau perbaikan. Berbagai proses tersebut juga membutuhkan layanan
pendukung dan implementasi dari manajemen proyek.
Perencanaan desain pembelajaran
model Kemp dapat digunakan pada tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan, maupun
perguruan tinggi. Desain Pembelajaran Model Kemp ini dirancang untuk menjawab
tiga pertanyaan, yakni :
1.
Apa yang harus di pelajari siswa (tujuan pembelajaran)
2.
apa
atau bagaimana prosedur,dan sumber- sumber belajar apa yang tepat untuk
mencapai hasil belajar yang diinginkan (kegiatan, media, dan sumber belajar
yang digunakan).
3.
Bagaimana
kita tahu bahwa hasil belajar yang diharapkan telah tercapai (evaluasi)
- Langkah-Langkah
Model Kemp
Langkah – langkah pengembangan
desain pembelajaran model Kemp, terdiri dari delapan langkah, yakni :
1.
Menentukan
tujuan instruksional umum (TIU) atau kompetensi dasar, yaitu tujuan umum yang
ingin di capai dalam mengajarkan masing- masing pokok bahasan.
2.
Membuat
analisis tentang karakteristik siswa. Analisis ini diperlukan antara lain untuk
mengetahui apakah latar belakang pendidikan dan sosial budaya siswa
memungkinkan untuk mengikuti program , serta langkah- langkah apa yang perlu
diambil.
3.
Menentukan
tujuan instruksional secara spesifik, operasional, dan terukur (dalam KTSP
adalah indikator). Dengan demikian, siswa akan tahu apa yang harus dikerjakan,
bagaimana mengerjakannya, dan apa ukurannya bahwa ia telah berhasil. Bagi guru,
rumusan itu akan berguan dalam menyusun tes kemampuan /keberhasilan dan
pemilihan materi/bahan belajar yang sesuai.
4.
Menentukan
materi/ bahan ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indikator)
yang telah dirumuskan. Masalah yang sering kali dihadapi guru- guru adalah
begitu banyakknya materi pelajaran yang harus diajarkan dengan waktu yang
terbatas. Demikian juga, timbul kesulitan dalam mengorganisasikan materi/ bahan
ajar yang akan disajikan kepada para siswa. Dalam hal ini diperlukan ketepatan
guru dalam memilih dan memilah sumber belajar, materi, media,dan prosedur
pembelajaran yang akan digunakan.
5.
Menetapkan
penjajagan atau tes awal (preassesment). Ini diperlukan untuk mengetahui sejauh
mana pengetahuan awal siswa dalam memenuhi prasyarat belajar yang dituntut
untuk mengikuti program pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian,
guru dapat memilih materi yang diperlukan tanpa harus menyajikan yang tidak
perlu, sehingga siswa tidak menjadi bosan.
6.
Menentukan
strategi belajar mengajar, media dan sumber belajar. Kriteria umum untuk
pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus
(indikator) tersebut, adalah efisiensi, keefektifan, ekonomis, kepraktisan,
melalui suatu analisis alternatif.
7.
Mengoordinasikan
sarana penunjang yang diperlukan meliputi biaya, fasilitas, peralatan, waktu,
dan tenaga.
8.
Mengadakan
evaluasi. Evaluasi ini sangat perlu untuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan
program secara keseluruhan, yaitu siswa, program pembelajaran, alat evaluasi
(tes), dan metode/strategi yang digunakan.
Semua komponen diatas saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, bila adanya perubahan atau data yang
bertentangan pada salah satu komponen mengakibatkan pengaruh pada komponen
lainnya. Dalam lingkaran model Kemp menunjukkan kemungkinan revisi tiap
komponen bila diperlukan. Revisi dilakukan dengan data pada komponen sebelumnya
maupun sesudahnya. Berbeda dengan pendekatan sistem dalam pembelajaran,
perencanaan desain pembelajaran ini bisa dimulai dari komponen mana saja, jadi
perencanaan desain boleh dimulai dengan merencanakan pokok bahasan terlebih
dahulu, atau mungkin dengan evaluasi. Komponen mama yang di dahulukan serta di
prioritaskan yang dipilih bergantung kepada data apa yang sudah siap, tersedia,
situasi,dan kondisi sekolah,atau bergantung pada pembuat perencanaan itu
sendiri.
- Desain
Pembelajaran Model Kemp
Menurut Morisson, Ross, dan Kemp (2004),
model desain sistem pembelajaran ini akan membantu pendidik sebagai perancang
program atau kegiatan pembelajaran dalam memahami kerangka teori dengan lebih
baik dan menerapakan teori tersebut untuk menciptakan aktivitas pembelajaran
yang lebih efektif dan efisien.
Menurut Kemp pengembangan perangakat
merupakan suatu lingkaran yang berkelanjutan. Namun karena kurikulum yang
beralaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka
seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.
Dalam desain yang dikembangkan oleh
kemp, tujuan pembelajaran bukanlah hal pertama yang harus ditentukan ketika
menyusun perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dikembangkan mulai
dari identifikasi masalah pembelajaran, kemudian dilakukan analisis
karakteristik siswa, analisis tugas, dilakukan penyusunan tujuan pembelajaran,
pengurutan isi materi, pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, membuat
desain pesan, mengembangkan pembelajaran, dan terakhir adalah mengevaluasi
instrumen. Keseluruhan proses tersebut harus dilakukan evaluasi. Proses
evaluasi kemudian dijadikan dasar sebagai proses revisi atau perbaikan.
Berbagai proses tersebut juga membutuhkan layanan pendukung dan implementasi
dari manajemen proyek.
- Komponen
Pokok Pembelajaran Kemp
1. Peserta Didik
Peserta
didik diantaranya siswa, mahasiswa
,peserta pelatihan dan seterusnya. Namun uraian ini tidak akan
membahas mengapa istilah peserta didik berbeda. Uraian in imenjelaskan
alasan-alasan raisonal mengenai hal-hal yang patut dipertimbangkan tentang
pihak yang belajar.
Apa pun desain pembelajaran dan mata
ajaran yang disampaikan , perlu kiranya diketahui bahwa yang sebenarnya
dilakukan oleh para desainer adalah menciptakan situasi belajar yang kondusif
sehingga tujuan pembelajaran dapat dapat tercapai dan peserta didik merasa
nyaman dan termotivasi dalam proses belajarnya.
2. Tujuan Pembelajaran
Setiap rumusan tujuan pembelajaran
selalu dikembangkan berdasarkan kopetensi atau kinerja yang harus
dimiliki oleh peserta didik jika ia selesai belajar. Sandainya tujuan
pembelajaran atau kopetensi dinilai sebagai sesuatu yang rumit, maka tujuan
pembelajaran tersebut dirinci menjadi subkompetensi yang dapat mudah dicapai.
Dilain pihak, disain instruksional memadukan kebutuhan peserta didik dengan
kopetensi yang harus dia kuasai nanti setelah selesai belajar degan kondisi
yang sudah ditetapkan.
3. Metode
Metode terkait degan strategi
pembelajaran yang sebaiknya dirancang agar proses belajar berjalan mulus.
Metode adalah cara-cara atau teknik yang dianggap jitu untuk menyampaikan
materi ajar. Dalam disain pembelajaran langakh ini sangat penting karena metode
inilah yang menetukan situasi belajar yang sesungguhnya. Di lain
pihak, seseorang disaener pembelajaran juga terlihat dalm cara dia
menetukan metode ini. Metode sebagai strategi pembelajaran biasa dikaitkan
dengan media, dan waktu dan waktu yang tersedia untuk belajar. Pada konsep
sederhana ini,metode adalah komponen strategi pembelajaran yang sederhana.
4. Penilaian
Konsep ini menganggap menilai hasil
belajar peserta didik sanagt penting. Indikator keberhasilan pencapaian suatu
tujuan belajar dapat diamati dari penilaian hasil belajar ini. Sering kali
penilaiain diukur dnegan kemampuan menjawab dengan benar sejumlah soal-soal
obyektif. Penilaian dapat juga dilakukan denagan format nonsoal, yaitu dengan
instrumen pengamatan, wawancara, kuesioner, dan sebagainya
- Unsur-Unsur Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Menurut Model Kemp
1. Identifikasi masalah pembelajaran
Tujuannya
adalah mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum ynag
berlaku dengan fajta yang terjadi dilapangan, baik yang menyangkut model,
pendekatan, metode,teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai
pembelajaran. Pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya disusun
alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan seperti
yang telah diharapkan dalam kurikulum.
2. Analisis siswa
Analisis
siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa.
analisis tingkah laku awal digunkan untuk menegtahui keterampilan yang
dimilki,sedangkan karakteristi yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemapuan
siswa, motivasi belajar siswa, pengalman yang dimiliki dan lain sebagainya.
3. Analisis tugas
Menurut
Kemp analisi tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu
pengajaran. Jadi analisis tugas atau tujuan tidak lain dari analisis isi
pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi dan analisis
prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman tau penguasaan tentang
tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yangdituangkan dan bentuk rencana
pelaksanaan pembelajran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS).
4. Merumuskan indikator
Indikator
adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan pada tahap
1. Indikator dirumuskan sebagai alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran,
kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa dan
panduan cara siswa belajar.
5.
Penyusunan
instrumen evaluasi
Penyusunan
ini digunakan untuk mengukur ketuntasan indikator dan kentuntasan
pengeusaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran didasarkan
pada jumlah soal yang dijawab secara benar.
6. Setrategi pembelajaran
Kegiatan
ini meliputi model , pendekatan, metode, pemilihan format yang dipandang mampu
memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
7. Pemilihan media atau sumber pembelajaran
Pada
tahapan ini berdasarakan hasil analisis tujuan,analisis karakteristik siswa,
dan analisis tugas.
8. Pelayanan pendukung
Selama
proses pengembangan diperlukan layanan pendukung yang berupa kebijakan kepala
sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait secara layanan
laboraturium dan perpustakaan.
9. Planning (Perencanaan) dan Project Management
(Manajemen Proyek)
Aspek
teknis perencanaan sangat mempengaruhi keberhasilan rancangan pengembangan.
Merencanakan pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit sehingga menuntut
pengembang perangkat untuk selalu memperhatikan tiap-tiap unsur dan secara
terus menerus menilai kembali hubungan setiap bagian rencana itu dengan tata
keseluruhannya, karena setiap unsur dapat mempengaruhi perkembangan unsur yang
lain.
10. Evaluasi Formatif
Penilaian
formatif dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna
untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai
kekurangan dapat dihindari sebelum program terpakai secara luas.
11. Evaluasi Sumatif
Evaluasi
sumatif secara langsung mengukur tingat pencapaian tujuan-tujuan utama pada
akhir pembelajaran. Sumber informasi utama kemungkinan besar didapatkan, baik
dari hasil posttest maupun uji akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi
hasil ujian akhir unit dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.
12. Revisi Perangkat Pembelajaran
Kegiatan
revisi dilakukan secara terus-menerus pada setiap langkah pengembangan. Hal ini
berdasarkan uraian Kemp, bahwa setiap langkah rancangan pembelajaran selalu
berhubungan dengan kegiatan revisi. Kegiatan revisi dimaksudkan untuk
mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.
- Kelebihan dan Kekurangan Model Kemp
1. Kelebihan Model Kemp
Model pembelajaran kemp ini, di setiap melakukan
langkah atau prosedur terdapat revisi terlebih dahulu gunanya untuk menuju ke
tahap berikutnya. Tujuannya adalah apabila terdapat kekurangan atau
kesalahan di tahap tersebut, dapat di lakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum
melangkah ke tahap berikutnya.
2. Kekurangan
Model Kemp
Model pembelajaran Jerold E. Kemp ini agak condong ke
pembelajaran klasikal atau pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, peran guru
di sini mempunyai pengaruh besar, karena mereka di tuntut dalam rangka program
pengajaran, instrumen evaluasi, dan strategi pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
- Simpulan
Menurut Kemp pengembangan perangakat
merupakan suatu lingkaran yang berkelanjutan. Namun karena kurikulum yang
beralaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi
Langkah – langkah pengembangan
desain pembelajaran model Kemp,yakni:Menentukan tujuan instruksional umum (TIU)
atau kompetensi dasar, yaitu tujuan umum yang ingin di capai dalam mengajarkan
masing- masing pokok bahasan.
Menurut Morisson, Ross, dan Kemp (2004),
model desain sistem pembelajaran ini akan membantu pendidik sebagai perancang
program atau kegiatan pembelajaran dalam memahami kerangka teori dengan lebih
baik dan menerapakan teori tersebut untuk menciptakan aktivitas pembelajaran
yang lebih efektif dan efisien.
Komponen Pokok
Pembelajaran Kemp yaitu Peserta Didik, Tujuan
Pembelajaran, metode, Penilaian
Unsur-Unsur
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Model Kemp yaitu
Identifikasi masalah pembelajaran,
Analisis siswa, Analisis tugas, Merumuskan indikator, Penyusunan instrumen evaluasi.
- Saran
Makalah yang ditulis ini tentunya
sangat jauh dari kata sempurna. Maka penulis dengan senang hatimenerima
saran yang membangun dari pembaca. Meskipun demikian penulis tetap
menyarankan kepada para pembaca agar membaca makalah ini lebih- lebih bisa
memahami dan menerapkan model pembelajaran J.E Kemp.
DAFTAR PUSTAKA
http://nadisamawa.blogspot.co.id/2013/01/model-pembelajaran-menurut-jerols-e-kemp.html
Rusman,
Model-Model Pembelajaran,(Bandung: Raja Grafindo, 2012)
0 komentar:
Posting Komentar