Rss

Minggu, 24 Januari 2016

Makalah Sinergi Peran Tripusat Pendidikan


SINERGI PERAN TRIPUSAT PENDIDIKAN


 
 

 

 

 

 


Makalah ini diajukan sebagai tugas mata kuliah sosiologi pendidikan jurusan tarbiyah prodi Manajemen Pendidikan Islam kelompok empat semester III

Disusun oleh:

Kelompok I

ABDUL SENI
ARMAN
ARIANTO


 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

WATAMPONE

2015

 

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya meskipun dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Harapan kami  semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman, juga membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga  untuk kedepannya kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini dengan lebih baik.

Kami menyadari bahwa maklah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah Yang Maha Kuasa senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

 

Watampone,   November 2015


Penulis

 

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

B.     Rumusan Masalah

C.     Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian Tripusat pendidikan

B.     Sinergi Peran Tripusat Pendidikan

C.     Pengaruh timbal balik antara tripusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan

B.     Saran

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali, mustahil suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi ( cita-cita ) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.

Dalam Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab II Pasal 2 dicantungkan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Sedangkan pendidikan itu sendiri tidak hanya dapat dilakukan di lingkungan keluarga saja, melainkan di tiga lingkungan pendidikan yaitu : lingkungan pendidikan keluarga ( pendidikan informal ), sekolah ( pendidikan formal ), dan masyarakat ( pendidikan non formal ). Jadi baik buruknya akhlak seseorang dan tinggi rendahnya kecakapan atau keahlian seseorang dipengaruhi oleh tiga lingkungan pendidikan tersebut, yang mana ketiga lingkungan tersebut terkenal dengan istilah Tri pusat pendidikan.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian Tripusat pendidikan?

2.      Bagaimana sinergi peran tripusat pendidikan?

3.      Bagaimana pengaruh timbal balik antara tripusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik?

C.    Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui pengertian tripusat pendidikan.

2.      Untuk mengetahui sinergi peran tripusat pendidikan.

3.      Untuk mengetahui pengaruh timbal balik antara tripusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik.
 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Tripusat Pendidikan

Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan. Tripusat pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Hal itu juga dikemukakan oleh para tokoh pendidikan, hanya saja ada perbedaan dalam menentukan ketiga pusat pendidikan tersebut, diantaranya menurut Dr. MJ Langeveld mengemukakan tiga macam lembaga pendidikan yaitu,

a.       Keluarga

b.      Negara

c.       Gereja

Menurut Ki Hajar Dewantoro mengemukakan sistem Tri Centra dengan menyatakan : “ didalam hidupnya anak-anak ada tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya yaitu alam keluarga, alam perguruan dan alam pergerakan pemuda”.

Dari kedua pendapat tersebut itu, kini lahir istilah Tripusat pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003, yang meliputi :

a.       pendidikan keluarga

b.      pendidikan sekolah

c.       pendidikan masyarakat

Yang mana tiga tempat pergaulan atau lembaga pendidikan tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membentuk kepribadian serta tingkah laku anak

B.     Sinergi Peran Tripusat Pendidikan

Perkembangan kepribadian anak dalam tri pusat pendidikan. Telah dapat dimaklumi bersama bahwa seluruh pendidikan manusia dapat berlangsung dalam tri pusat pendidikan, yaitu di rumah atau dalam keluarga, di sekolah atau lembaga pendidikan formal, dan di masyarakat atau pendidikan nonformal, yang penjelasannya sebagai berikut :

1. Keluarga

Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik.

Di rumah atau di dalam keluarga, anak berinteraksi dengan orang tua ( atau pengganti orang tua ) dan segenap anggota lainnya. Ia memperoleh pendidikan informal berupa pembentukan pembiasaan-pembiasaan, seperti cara makan, tidur, bangun pagi, gosok gigi, mandi, berpakaian, tata krama, sopan santun, religi dan lain sebagainya. Pendidikan informal dalam keluarga akan banyak membantu dalam meletakkan dasar pembentukan kepribadian anak. Misalnya, sikap religius, disiplin, lembut atau kasar, rapi atau rajin, penghemat atau pemboros dan sebagainya.

Pendidikan keluarga berfungsi:

  • Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
  • Menjamin kehidupan emosional anak 
  • Menanamkan dasar pendidikan moral 
  • Memberikan dasar pendidikan sosial
  • Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.

2. Sekolah

Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah.

Di sekolah anak berinteraksi dengan guru-guru ( pengajar ) beserta bahan-bahan pendidikan dan pengajaran, teman-teman peserta didik lainnya, serta pegawai-pegawai tata usaha. Ia memperoleh pendidikan formal ( terprogram dan terjabarkan dengan tetap ) di sekolah berupa pembentukan nilai-nilai pengetahuan, keterampilan, dan sikap terhadap bidang studi mata pelajaran. Akibat bersosialisasi dengan pendidikan formal, terbentuklah kepribadiannya untuk tekun dan rajin belajar disertai keinginan untuk meraih cita-cita akademis yang setinggi-tingginya.

Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut:

  • Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik. 
  • Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah. 
  • Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan. 
  • Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.

3. Masyarakat

Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.

Di masyarakat, anak berinteraksi dengan seluruh anggota masyarakat yang beraneka macam, seperti orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa. Ia memperoleh pendidikan nonformal atau pendidikan luar sekolah berupa berbagai pengalaman hidup. Agar masyarakat dapat melanjutkan eksistensinya, kepada generasi muda harus diteruskan atau diwariskan nilai-nilai, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan bentuk-bentuk kelakuan lainnya.

Dalam pendidikan nonformal, kepribadian seseorang dapat tumbuh dan berkembang sesuai situasi dan kondisi yang dilandasi sikap yang selektif berdasarkan rasio, idealisme, dan falsafah hidupnya. Pada umumnya, kepribadian seseorang terbentuk melalui pendidikan. Maka kepribadian pada hakikatnya adalah gejala sosial. Kepribadian individu bertalian erat dengan kebudayaan lingkungannya. Misalnya, individu yang hidup dalam lingkungan orang-orang berpendidikan ( akademisi ) cenderung suka belajar. Individu yang hidup di lingkungan yang religius, cenderung menjadi orang yang tekun beribadah. Kita selalu cermat dalam memilih lingkungan hidup, atau sebagai orangtua, guru, atau pemimpin masyarakat agar cermat menciptakan lingkungan sosial yang menguntungkan perkembangan individu ( Gunawan, 2000 : 57-59 ).

C.    Pengaruh timbal balik antara tripusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik

Perkembangan peserta didik, seperti juga tumbuh-kembang anak pada umumnya, dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni hereditas, lingkungan, proses perkembangan, dan anugerah. Khusus untuk faktor lingkungan, peranan tripusat pendidikan itulah yang paling menentukan, baik secara sendiri-sendiri ataupun secara bersama-sama.

Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:

a.       pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya 

  1. pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan 
  2. pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.

Kontribusi itu akan berada bukan hanya antar individu, tetapi juga faktor pusat pendidikan itu sendiri yang bervariasi di seluruh wilayah Nusantara. Namun kecenderungan umum, utamanya pada masyarakat modern, kontribusi keluarga pada aspek penguasaan pengetahuan dan pemahiran keterampilan makin mengecil dibandingkan dengan kontribusi sekolah dan masyarakat.


Gambar diatas Saling berpengaruh antara Tripusat Pendidikan dengan Perkembangan Peserta Didik.

Gambar tersebut melukiskan setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam tiga kegiatan pendididkan yakni:

  • Pembinaan dalam upaya pematapan pribadi yang berbudaya  
  • Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan
  • Pengajaran dalam upaya penguasan pengetahuan

Setiap pusat pendidikan perlu ditingkatkan kontribusinya terhadap perkembangan peserta didik, keserasian antara kotribusi itu, serta kejasama yang erat dan harmonis antar tripusat tersebut. Dengan kontribusi pusat pendidikan yang saling memperkuat dan melengkapi itu akan member perluang mewujudkan sumber manusia terdidik yang bermutu.


BAB III

PENUTUP

A.    Simpulan

Tripusat pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Sekolah, Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Di masyarakat, anak berinteraksi dengan seluruh anggota masyarakat yang beraneka macam, seperti orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa.

B.     Saran

Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali, mustahil suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi ( cita-cita ) untuk maju, sejahtera dan bahagia. Maka dari itu kami mengharapkan kepada pembaca agar tetap berpendidikan baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

 

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Rifa’i. Sosiologi Pendidikan. Cet. I; Jogjakarta : AR-Ruzz Media,       2011.

Ary H. Gunawan. Sosiologi Pendidikan. Cet. I; Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000.


http://pustakaaslikan.blogspot.co.id/2011/11/tripusat-pendidikan.html, diakses       pada hari rabu, 02/12/2015.

0 komentar:

Posting Komentar

Movies

Movies Post

Diberdayakan oleh Blogger.

Sports

Music

Business

Games

Video

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Kategori

Movies

News

Latest News

Recent Post