Rss

Selasa, 13 September 2016

Contoh Makalah Mengelolah Lingkungan Kerja Baru

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manajer senantiasa berhadapan dengan ketidakpastian dan peristiwa tidak terduga, dari hal kecil seperti kehilangan seorang pelaggan utama secara tiba-tiba, hingga hal besar atau dramatis seperti yang terjadi pada tanggal 11 September 2001. Keahlian dan tindakan manajemen yang kukuh merupakan kunci yang menolong setiap organisasi dalam menghadapi krisis agar tetap sehat, terinspirasi, dan produktif. Mereka harus mengikuti kemajuan teknologi yang sangat hebat, menemukan cara untuk menggabungkan internet dan e-busniess ke dalam strategi dan model usaha mereka dan berupaya agar tetap kompetetif, ketidakpastian lingkungan, pengurangan karyawan serta perubahan besar-besaran dalam ekonomi, politik, dan sosial di seluruh dunia.
Karena perubahan-perubahan ini, terjadilah revolusi manajemen. Revolusi ini menuntut para manajer untuk berbuat lebih dengan penggunaan seminimun mungkin, melibatkan seluruh karyawan, melihat perubahan bukan stabilitas, dan menciptakan visi serta nilai budaya yangmemungkinkan orang untuk menciptakan tempat kerja yang dipenuhi semangat kerjasama (kolaboratif). Sehingga pada tugas kali ini akan dijelaskan tentang proses manajemen, perubahan cara berfikir dalam mengelola lingkungan kerja baru.





BAB II
PERMASALAHAN
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam tugas kali ini adalah, sebagai berikut:
Apa konsep-konsep dasar manajemen, termasuk di dalamnya pengertian dan peran manajer?
Apa keahlian yang harus dimiliki oleh seorang manajer?
Bagaimana dengan manajemen di usaha kecil dan organisasi nirlaba?
Bagaimana dengan lingkungan kerja baru manajemen?
Bagaimana manajer dengan kinerja yang tinggi dapat mengelola lingkungan kerja baru?












BAB III
PEMBAHASAN
Definisi Manajemen
Manjemen (management) adalah pencapain tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya organisasi.

Fungsi Manajemen
Perencanaan (planning) berarti menentukan tujuan untuk kinerja organisasi di masa depan memutuskan tugas dan penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengorganisasian (organizing) berkaitan dengan penentuan dan pengelompokan tugas ke dalam apartemen serta alokasi sumber daya ke dalam departemen.
Kepemimpinan (leading) merupakan penggunaan pengaruh untuk membarikan motivasi kepada karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengendalian (contolling) berarti mengawasi aktivitas karyawan, menentukan apakah organisasi dapat memenuhi target tujuannya, dan melakukan koreksi bila diperlukan.


Kinerja Organisasi
Kinerja (performance) adalah kemampuan organisasi untuk mempertahankan tujuannya dengan menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif.
Organisasi adalah entitas sosial yang diarahkan dengan tujuan dan dibentuk dengan penuh pertimbangan.
Entitas Sosial berarti terdiri dari dua atau lebih orang
Efektivitas (effectiveness) organisasi adalah sejauh mana organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Efisiensi (efficiency) organisasi mengacu pada jumlah sumber daya minimal yang diperlukan baik bahan mentah, uang, maupun orang untuk menghasilkan sejumlah produksi yang diinginkan.


Keahlian Manajemen
Keahlian konseptual (conceptual skill) merupakan kemampuan kognitif untuk melihat organisasi secara keseluruhan dan keterkaitan di antara bagian-bagiannya.
Keahlian manusia (interpersonal skill) adalah kemampuan manajer untuk bekerja dengan dan melalui orang lain, serta secara efektif sebagai anggota kelompok.
Keahlian teknik (technical skill) merupakan pemahaman dan kefasihan dalam melakukan tugas tertentu.

Jenis-Jenis Manajemen
Dalam pembagiannya manajemen dibagi menjadi dua yaitu perbedaan vertikal dan horizontal.
Perbedaan vertikal
Manajer puncak (top manager) adalah seorang manajer yang berada pada puncak hierarki dan bertanggung jawab atas keseluruhan organisasi. Seperti presiden, ketua, direktur eksekutif, presiden direktur (chief executive officer-CEO), dan wakil presiden eksekutif.
Manajer menengah (middle manager) adalah manajer yang bekerja pada tingkat menengah organisasi dan bertanggung jawab atas unit usaha dan departemen utama. Contoh manajer menengah ini adalah kepala departemen, kepala divisi, manajer kendali mutu, dan direktur laboratorium riset.
Manajer proyek (project manager) adalah manajer yang bertanggung jawab untuk proyek pekerjaan sementara yang melibatkan partisipasi orang yang datang dari berbagai fungsi dan tingkatan organisasi.
Manajer lini pertama (first-line manager) adalah seorang manajer yang berada pada tingkatan pertama atau kedua manajemen dan secara langsung bertanggung jawab atas produksi barang dan jasa.

Perbedaan horizontal
Manajer fungsional (functional manager) adalah seorang manajer yang bertanggung jawab atas departemen yang menjalankan tugas fungsional tunggal dan memiliki karyawan dengan pelatihan dan keahlian yang serupa.
Manajer umum (general manager) adalah seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap beberapa departemen yang menjalankan fungsi berbeda.


Aktivitas Manajemen
Aktivitas manajemen diwarnai oleh keragaman, fragmentasi, dan kecepatan. Keterlibatan manajemer begitu luas dan banyak, sehingga hanya tersedia sedikit waktu untuk menyendiri dengan tenang.
Manajer melakukan banyak pekerjaan dengan sangat cepat. Pekerjaan manajer berkecepatan tinggi dan memerlukan energi yang besar. Manajer yang diamati oleh Minttzberg memproses 36 buah surat setiap harinya, menghadiri 8 pertemuan, dan mengelilingi seluruh gedung atau pabrik.

Peran Manajer
Peran (role) adalah sekumpulan harapan atas perilaku manajer. Peran ini dibagi ke dalam tiga kategori konseptual:
Peran Informasi (Informational Role). Peran informasi menjelaskan kegiatan yang digunakan untuk mempertahankan dan mengembangkan jaringan informasi.
Peran Antarpribadi (Interpersonal Role). Peran antarpribadi berkaitan dengan hubungan dengan orang lain dan dengan keahlian manusia yang telah dijelaskan sebelumnya.
Peran Keputusan (Decisional Role). Peran keputusan ini relevan dalam peristiwa di mana manajer harus menentukan pilihan dan mengambil tindakan. Peran ini sering kali memerlukan keterampilan konseptual dan interpersonal.
Kategori
Peran
Aktivitas

Informasi
Pengawasan
Mencari dan menerima informasi, melihat singkat laporan dan penerbitan bekala, menjaga kontak pribadi.


Penyebarluasan
Meneruskan informasi kepada anggota organisasi yang lain,mengirimkan memo dan laporan, menelepon.


Juru Bicara
Menyampaikan informasi kepada pihak luar melalui pidato, laporan, dan memo.

Antarpribadi
Figur Kepala
Melakukan kewajiban seremonial (resmi) dan simbolik, seperti menyapa para pengunjung, menandatangani dokumen resmi.


Pemimpin
Mengarahkan dan memberikan motivasi bawahan; melatih, membimbing, dan berkomunikasi.


Penghubung
Menjaga saluran komunikasi di dalam dan di luar organisasi; mengirim surat, menelepon, dan melakukan rapat.

Keputusan
Wirausahawan
Mengawali proyek perbaikan; mengidentifikasi ide baru, mendelegasikan tanggung jawab ide kepada yang lain.


Penyelesai Masalah
Mengambil tindakan korektif selama terjadi pertentangan atau krisis; menyelesaikan konflik antarbawahan; beradaptasi dengan lingkungan krisis.


Pembagi Sumber Daya
Memutuskan siapa yang mendapat sumber daya, jadwal, dan anggaran menetapkan prioritas.


Negosiator
Mewakili departemen selama negosiasi kontrak kerja, penjualan, pembelian dan anggaran, mewakili kepentingan departemen.


Manajemen Di Usaha Kecil Dan Organisasi Nirlaba
Saat ini ratusan usaha kecil dibuka setiap bulannya oleh orang-orang yang diberhentikan dari perusahaan akibat ”pengurangan karyawan” (downsizing) atau berhenti secara sukarela dari dunia perusahaan untuk menentukan laju yang lebih lambat dan keseimbangan hidup yang lebih sehat antara pekerjaan dan keluarga. Sebuah temuan yang menarik adalah bahwa manajer pada usaha kecil cenderung menekankan peranan yang berbeda dari manajer di perusahaan besar. Manajer di usaha kecil sering kali melihat bahwa peranan paling penting adalah sebagai juru bicara karena mereka harus mempromosikan perusahaan kecil yang tumbuh ke dunia luar.
Organisasi nirlaba juga menunjukkan pemanfaatan talenta manajemen yang sangat besar. fungsi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpnan, dan pengendalian berlaku untuk organisasi nirlaba, sebagaimana halnya untuk organisasi bisnis, dan manajer pada organisasi nirlaba menggunakan keterampilan dan melakukan aktivitas yang serupa pula. Perbedaan utamanya adalah manajer dalam bisnis mengarahkan aktivitas mereka pada upaya untuk menghasilkan uang untuk perusahaan, sedangkan manajer untuk organisasi nirlaba mengarahkan upaya mereka untuk menghasilkan sedikit pengaruh sosial. Karakteristik dan kebutuhan organisasi nirlaba yang diciptakan oleh kehadirannya yang unik ini menimbulkan tantangan bagi para manajer.





Manajemen Dan Lingkungan Kerja Baru
Transisi menuju lingkungan kerja baru

Tempat Kerja Lama
Lingkungan Kerja Baru

Karakteristik
Sumber Daya
Pekerjaan

Pekerja

Atom-aktiva fisik
Terstruktur, terlokalisasi
Pekerja yang bergantung pada yang lain

Bit-informasi
Fleksibel, maya

Pekerja yang telah diberdayakan, agen bebas

Kekuatan pada Organisasi
Teknologi
Pasar
Tenaga kerja
Nilai
Peristiwa


Mekanisme
Lokal, Domestik
Homogen
Stabilitas, efisiensi
Tenang, dapat diprediksi


Digital, e-business
Global, termasuk Internal
Beraneka ragam
Perubahan, kecepatan
Berubah-ubah, lebih sering terjadi krisis.

Kompetensi Manajemen
Kepemimpinan

Fokus

Melakukan pekerjaan
Hubungan
Desain


Otoriter

Laba

Secara individu

Konflik, kompetensi Kinerja yang efesien


Tersebut, memberdayakan
Hubungi dengan pelanggan karyawan.
Melalui tim

Kolaborasi (kerja sama)
Uji coba (eksperimen), Organisasi pembelajar


Di tempat kerja yang baru, manajer memusatkan perhatian dengan cara membina hubungan dengan pelanggan, mitra, pemasok. Selain itu, mereka juga berupaya untuk membangun kapasitas pembelajaran di dalam organisasi. Kebutuhan yang dirasakan selama krisis adalah, sebagai berikut:
Tetap tenang (stay calm). Emosi seorang pemimpin biasanya menular, sehingga pemimpin harus tetap tenang, fokus, dan optimis menghadapi masa depan. Mungkin bagian yang paling penting dari pekerjaan seorang manajer dalam situasi krisis adalah menyerap rasa takut dan tidak pasti orang lain. Pemimpin harus mengendalikan rasa takut, ragu, dan sakit mereka sendiri untuk menenangkan orang lain.
Tetap terlihat (be visible). Ketika dunia manusia menjadi ambigu dan tidak pasti, orang memerlukan perasaan adanya seseorang yang memegang kendali. George W. Bush menghadapi awal yang buruk sebagai seorang pemimpin dalam krisis, menyusul serangan teroris 11 September karena orang tidak mengetahui di mana ia berada. Segera setelah ia terlihat keberadaanny, praktis seluruh negara berhimpun di belakangnya.
 Memprioritaskan orang sebelum bisnis (put people first before business). Perusahaan yang mengatasi krisis terbaik, apakah krisis besar atau kecil, adalah perusahaan yang memiliki manajer yang dapat membuat orang dan perasaan manusiawi sebagai prioritas utama. Manajer puncak Thomson Financial, yang memiliki sekitar 200 karyawan di World Trade Center dan sekitar 1.800 orang di tempat lain di pusat Manhattan, pada dasarnya tidak menghabiskan waktu sedikit pun untuk masalah-masalah bisnis selama beberapa hai pertama setelah 11 September, melainkan berkonsentrasi pada kebutuhan fisik dan emosional para karyawan, serta membantu para keluarga dari 11 orang karyawan Thomson yang meninggal akibat serangan tersebut.
Menyampaikan kebenaran (tell the truth). Manajer harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin dari berbagai sumber, melakukan hal terbaik yang dapat mereka lakukan, terbuka, dan bersikap apa adanya terhadap hal yang sedang terjadi.
Tahu kapan saatnya kembali untuk berbisnis (know when to get back to business). Meskipun manajer harus mengedepankan kebutuhan fisik dan emosional orang, mereka juga perlu untuk kembali berbisnis secepat mungkin. Perusahaan harus tetap berjalan , dan kebanyakan orang ingin menjadi bagian dari proses pembangunan kembali, merasa bahwa mereka memiliki rumah di dalam perusahaan dan sesuatu yang dapat diharapkan. Kebangkitan bisnis merupakan tanda harapan dan inspirasi bagi karyawan. Momen krisis juga menjadi peluang yang baik untuk melihat ke depan dan menggunakan energi emosional yang muncul untuk membangun perusahaan yang lebih baik.








BAB IV
KESIMPULAN
Dengan banyaknya tantangan dan perubahan-perubahan terjadilah revolusi manajemen sehingga diperlukan manajer dengan kinerja yang tinggi dalam mengelola lingkungan kerja baru. Kinerja yang tinggi menuntut adanya efisiensi (perfek/tidak boros sumber daya) melalui empat fungsi manajemen perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controling). Untuk melakukan keempat fungsi tersebut, manajer memerlukan tiga keahlian  yaitu keahlian konseptual (ide/gagasan), keahlian manusia (kemampuan bersosialisasi), dan keahlian teknis (kemampuan yang dimiliki).












DAFTAR PUSTAKA
Daft, Richard L. 2002. Management. Jakarta: Salemba Empat.
sarichusnun.blongspot.com

0 komentar:

Posting Komentar

Movies

Movies Post

Diberdayakan oleh Blogger.

Sports

Music

Business

Games

Video

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Kategori

Movies

News

Latest News

Recent Post